Janji Tuhan dapat diakses melalui iman, menyoroti bahwa itu adalah anugerah yang diberikan, bukan sesuatu yang diperoleh dengan mengikuti hukum. Hal ini memastikan bahwa janji tersebut aman bagi semua yang dianggap sebagai keturunan Abraham, yang mencakup bukan hanya mereka yang mematuhi hukum, tetapi juga mereka yang meneladani iman Abraham. Abraham dipandang sebagai bapa rohani bagi semua orang percaya, melambangkan inklusivitas janji Tuhan. Ini menegaskan bahwa iman melampaui batasan legalistik dan bahwa anugerah Tuhan tersedia bagi semua yang percaya, menjadikan janji keselamatan dan kebenaran dapat diakses secara universal. Dengan menekankan iman dan anugerah, bagian ini meyakinkan para percaya bahwa hubungan mereka dengan Tuhan tidak bergantung pada kepatuhan mereka terhadap hukum, tetapi pada kepercayaan mereka terhadap janji Tuhan, sama seperti Abraham yang percaya dan dihitung sebagai orang benar. Pesan ini adalah landasan teologi Kristen, menyoroti bahwa iman adalah sarana di mana para percaya bersatu dengan Tuhan dan satu sama lain, membentuk keluarga rohani di bawah warisan Abraham.
Pemahaman tentang iman dan anugerah ini mengundang semua orang percaya untuk menjalin hubungan dengan Tuhan yang didasarkan pada kepercayaan dan keyakinan, bukan sekadar kepatuhan pada aturan. Ini mendorong rasa persatuan di antara umat Kristen, karena semua dianggap sebagai anak-anak Abraham melalui iman, tanpa memandang latar belakang budaya atau agama mereka.