Paulus menggunakan kisah Ismael dan Ishak untuk menyoroti perjuangan yang terus berlangsung antara hidup berdasarkan usaha manusia dan hidup menurut Roh. Ismael, yang lahir dari Hagar, melambangkan usaha manusia untuk memenuhi janji Tuhan, sementara Ishak, yang lahir dari Sara, melambangkan pemenuhan janji Tuhan melalui intervensi ilahi. Paulus menunjukkan bahwa sama seperti Ismael menganiaya Ishak, mereka yang mengandalkan usaha manusia sering kali menentang mereka yang hidup berdasarkan iman pada janji Tuhan. Ini menjadi pengingat bagi orang Galatia dan semua orang percaya bahwa ketegangan antara hukum dan kasih karunia, daging dan Roh, adalah bagian yang abadi dari perjalanan Kristen.
Pesan Paulus adalah dorongan untuk tetap teguh dalam iman, mempercayai pekerjaan Roh daripada kembali kepada praktik-praktik legalistik. Ini meyakinkan para percaya bahwa tantangan yang mereka hadapi bukanlah hal yang unik, tetapi telah menjadi bagian dari pengalaman iman sejak zaman Alkitab. Bagian ini mengajak orang Kristen untuk merenungkan kehidupan mereka sendiri, mendorong mereka untuk hidup menurut Roh dan merangkul kebebasan serta janji yang datang dari iman kepada Kristus.