Pada masa Hakim-hakim, Tuhan memilih untuk membiarkan beberapa bangsa tinggal di tanah Kanaan untuk menguji orang Israel yang tidak terlibat dalam penaklukan sebelumnya. Keputusan ini bukanlah sembarangan, melainkan memiliki tujuan ganda. Pertama, ini merupakan cara untuk mengajarkan generasi baru tentang peperangan dan realitas kehidupan di Tanah Perjanjian. Mereka perlu belajar untuk mengandalkan Tuhan untuk meraih kemenangan dan bimbingan, sama seperti nenek moyang mereka. Kedua, ini adalah ujian spiritual, yang menantang mereka untuk tetap setia pada perintah Tuhan di tengah godaan dan pengaruh bangsa-bangsa di sekitarnya.
Skenario ini menekankan prinsip spiritual yang lebih luas: tantangan dan ujian dapat menjadi peluang untuk pertumbuhan dan pembelajaran. Dengan menghadapi kesulitan, umat percaya didorong untuk memperdalam iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Kehadiran bangsa-bangsa ini adalah pengingat konstan akan perlunya kewaspadaan dan ketaatan kepada Tuhan. Ini juga menggambarkan bagaimana Tuhan dapat menggunakan bahkan keadaan yang sulit untuk memenuhi tujuan-Nya dan mengajarkan umat-Nya pelajaran berharga tentang ketergantungan kepada-Nya.